Jokowi Jadi Presiden, Ahok Jadi Gubernur DKI

Jokowi Jadi Presiden, Ahok Jadi Gubernur DKI : Popularitas Jokowi (Joko Widodo, red) semakin tidak terbendung. Desakan agar ia maju pada Pilpres 2014 semakin tumbuh subur dimana-mana. Bahkan di Yogyakarta telah muncul gerakan Reboan dengan baju kotak-kotak, lalu juga di Jawa Timur ada gerakan pembagian buku tentang Jokowi.

Refly Harun, seorang pengamat hukum dan tata negara mengatakan  bahwa jika kelak Joko Widodo benar-benar dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai calon presiden pada Pemilu 2014, dan menang, maka wakilnya, yaitu Ahok (Basuki Tjahaja Purnama, red)  otomatis diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurut Refly, aturan tersebut sudah tertuang baku dalam sebuah Undang-undang nomor 12 tahun 2008.

"Undang-undang itu merupakan perubahan terakhir Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah," ungkap Refly Harun. Hal ini dikarenakan Jokowi tak boleh merangkap jabatan Presiden dan Gubernur DKI Jakarta. Selanjutnya, wakilnya Ahok akan mengajukan dua nama sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Kedua nama itu dipilih Ahok atau oleh usulan dari partai yang mengusungnya dan Jokowi tahun 2012 lalu saat pemilu DKI, yakni PDI-P dan partai Gerindra. "Basuki tak harus memilih, bisa saja kedua partai yang mengajukan masing-masing satu nama," kata dia.

Seperti yang dilansir dari Tempo, bahwa mereka tidak mendapati undang-undang yang mengharuskan Jokowi mundur dari jawabatannya jika ingin menjadi Capres 2014. Dan jika Jokowi kalah dalam pertarungan Calon Presiden 2014, dia bisa tetap kembali menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Refly, hal ini merupakan keuntungan Jokowi, yakni seorang Gubernur atau pejabat lainnya tak perlu melepaskan jabatan jika mereka mencalonkan diri sebagai calon presiden. "Karena memang tak ada aturan yang mewajibkan mundur," imbuhnya lagi.

Untuk urusan kampanye, Jokowi pun bisa memanfaatkan moment seperti yang ia lakukan saat masih menjadi walokota Solo dalam rangka mengajukan diri menjadi Gubernur DKI tahun sebelumnya, yaitu menggunakan hari Sabtu dan Minggu untuk berkampanye.

Lalu, jika ditanya bagaimana tanggapan Jokowi sejauh ini tentang kemungkinan maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014. "Mau ditanya siapa pun, saya jawab tidak pernah mikir soal capres, survei, elektabilitas ataupun popularitas. Saya hanya mikir bekerja untuk DKI," ujar Jokowi, ketika menjadi pembicara dalam seminar Dialog Tokoh "Hutan untuk Kemakmuran rakyat" akhir Oktober lalu.

Ketika ditanya mengenai sikap partainya, PDI-P, terhadap pencalonannya sebagai presiden dan hasil survei yang menunjukkan namanya ada di posisi teratas, "Tanya DPP (Dewan Pimpinan Pusat PDIP) saja." Jawabnya singkat. (BBqT)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel